Nyadran Makam Wotgaleh Sampangan Membludak Dihadiri Warga

SEMARANG – Antusias warga Sampangan begitu besar pada saat digelarnya tradisi Nyadran yang berada di makam Wotgaleh Sampangan, ini tampak terlihat dengan tidak cukupnya tempat atau tenda yang disediakan panitia pada tahun ini.

Warga Sampangan baik Tua, Muda, bahkan anak-anak ramai riuh memenuhi lokasi Nyadaran yang berpusat di Gang Lamongan Barat VII RT.08 RW.05 Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajahmungkur Semarang.
Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama masyarakat Jawa Tengah dan secara turun temurun menjelang bulan Ramadan. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta sraddha yang artinya keyakinan dan ada juga dalam bahasa Jawa sadran artinya ruwah atau syakban, sehingga acara Nyadran disebut juga sebagai acara Ruwah.
Suparyo Ketua pengurus makam Wotgaleh, Minggu (5/3/2023) saat ditemui dilokasi acara menerangkan bahwa kegiatan Nyadran dimakam Wotgaleh diselenggarakan tiap tahun, pada bulan Ruwah Kalender Jawa atau Sya’ban pada kalender Hijriyah.

“Pada dasarnya kita nguri-uri budaya yang sudah ada sejak dulu di Kelurahan Sampangan sekaligus mengajak warga untuk senantiasa ingat pada Allah SWT untuk mendo’akan ahli warisnya yang sudah meninggal dan itu jga sebagai pemicu bahwa kita kelak juga akan seperti mereka yang sudah mendahului kita”.

“Dan Alhamdulilah luar biasa apresiasi masyarakat pada tahun ini, yang mana kita lihat bersama kehadiran warga sampangan pada acara Nyadran kali ini, mungkin bisa dikatakan 80% warga Sampangan hadir pada acara ini”. terang Suparyo

“Kami yakin bagi warga Sampangan apabila tidak ada kegiatan lain pasti datang pada acara tahunan ini, dan yang unik kita beramai-ramai kumpul pada satu titik, mereka membawa bawaan beraneka ragam makanan yang dikumpulkan jadi satu dan kemudian berdo’a bersama dan selanjutnya masyarakat bersama memperebutkan makanan dan ada yang saling bertukar makanan, sehingga acara ini bisa menjadi sangat ramai dan meriah.” Jelas Suparyo penuh semangat.

Minggu Pagi (5/3/2023) dilokasi yang sama nampak Lurah Sampangan, Ketua LPMK Sampangan dan sebagian ketua dan pengurus RT, dan RW yang ada di Kelurahan Sampangan, Lurah Sampangan Mohammad Anugrah Hamonangan, S.Kom, MT menjelaskan bahwa acara Nyadran Makam Wotgaleh ini sangat luar biasa kemajuannya, yang tahun kemarin acara serupa tendanya hanya empat plong dan tahun ini terpasang enam plong dan itupun masih belum cukup menampung warga yang hadir di acara Nyadran Makam Wotgaleh saat ini.

“Kami ucapkan banyak terima kasih pada seluruh warga Sampangan dan juga pengurus makam Wotgaleh yang sudah bersusah payah menngelar acara Nyadran ini, dan juga saat ini makam dikelola dengan baik, bersih, pada malam hari juga terang, seringga sudah tidak ada lagi kesan bahwa makam itu menakutkan.”

“Dan Kami dari Kelurahan Sangat bersyukur bahwa di Kelurahan Sampangan ini masih mempertahuankan Tradisi salah satunya tradisi Nyadaran, tiap tahun dilaksanakan dan harapannya menjadi ikon wisata religi, dimana makam Wotgaleh ini sangat istimewa dimana disini ada petilasan Syeh Maulana Magribi dan ada juga Makam Nyi Tampi yang merupakan sesepuh kelurahan Sampangan.”Imbuhnya

Monang panggilan akrab Lurah Sampangan ini juga menyampaikan syukur yang luar biasa bahwa Sampangan diberikan Kemanan, kenyamanan, ketentraman, lohjinawi, diberikan kemudahan rejeki bagi warganya, dan bersyukur Sampangan melewati cuaca extrem pada awal tahun ini dengan selamat, tidak ada Banjir atau musibah yang ditimbulkan dari bencana alam.

“Wilayah lain banyak yang terkena banjir, Alhamdulilah tidak ada genangan di wilayah Sampangan, ini berkat partisipasi seluruh warga sampangan yang tidak membuang sampah sembarangan sehingga aliran air tidak tersumbat oleh sampah, dan kekompakan menjaga kesehatan dilingkungan masyarakat, dan kedepannya acara seperti ini bisa lebih ditingkatkan lagi, diramaikan lagi yang pada dasarnya bapak, ibu semua saat ini sedang menerapkan satu nilai yaitu Ukhuwah Islamiyah.” pungkas Monang

Setelah sambutan acara dilanjutkan tahlil dan do’a bersama yang diikuti oleh seluruh warga yang hadir dimakam yang dipimpin oleh uztadz Jumanan, setelah do’a selesai warga saling berbagi makan serta bertukar makanan, ada juga yang makan bersama dan ada yang membungkus untuk dibawa pulang. (Oman)

Related posts

Leave a Comment